Ingin tahu cara cepat belajar bahasa Inggris?

Hal paling mendasar sebelum Anda belajar bahasa Inggris, ketahui ketiga teori berikut ini. Yaitu toeri belajar bahasa Inggris yang akan mengantarkan Anda memahami, membiasakan, menghafal, dan menyerap semua isi materi pelajaran bahasa Inggris.

1. Teori Belajar Bahasa Inggris Melalui Tingkah Laku (Behaviorism Theory)

Skinner dan Parlov mengatakan bahwa belajar bahasa adalah proses pembentukan kebiasaan melalui kegiatan: Stimulus-Response-Reinforcement.
Teori ini didasarkan pada percobaan Watsondan Raynor pada tahun 1920 yang menyatakan bahwa binatang dapat dilatih untuk melakukan apa saja dengan menerapkan tiga prinsip dasar: Stimulus-Response-Reinforcement.
Teori ini pula yang mendasari munculnya metode Audio lingual yang populer pada tahun 1950-an dan 1960-an yang menekankan penggunaan drill atau latihan pengulangan.

2. Teori Belajar Bahasa Inggris Secara Kognitif (Cognitive Theory)

Teori ini menyatakan bahwa belajar bahasa adalah suatu proses di mana siswa secara aktif berusaha memahami data yang diperoleh dan membentuk suatu sistem dari data-data itu.
Salah satu pencetus pendapat ini, Chomsky, mengatakan bahwa penguasaan bahasa tidak akan dapat dilakukan hanya dengan menirukan atau menghafal pola-pola kalimat.
Chomsky berkeyakinan bahwa manusia diciptakan dengan kemampuan kognitif untuk mempelajari bahasa, yaitu mampu untuk memproses masukan yang diterima, membuat sistem dan dari sistem yang dipahami ini dapat menciptakan kalimat- kalimat baru yang tidak terbatas banyaknya.

3. Teori Penyerapan Belajar Bahasa Inggris Secara Alami (Acquisition Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Krashen dalam bukunya The Natural Approach pada tahun 1983. Menurut Krashen proses belajar dapat dibedakan atas dua cara, yaitu Acquisition dan Learning.
Acquisition merupakan proses penyerapan bahasa secara alami melalui pengalaman individu secara langsung dalam berkomunikasi. Sedangkan learning adalah proses belajar bahasa melalui pemahaman unsur-unsur bahasa atau tata bahasa yang kemudian digunakan untuk berkomunikasi. Proses yang terakhir iniumumnya dijumpai di dalam kelas.
Krashen berpendapat bahwa untuk menguasai bahasa asing,siswa tidak perlu mempelajari tatabahasa secara formal. Yang terpenting adalah pengalaman langsung dengan bahasa itu sendiri.

Baca Juga :   Tips Memilih Jasa Penerjemah Bahasa Inggris

Strategi Efektif Belajar Bahasa Inggris

Banyak orang yang mempelajari bahasa Inggris menjadi putus asa karena mereka tidak merasakan adanya kemajuan yang berarti. Mereka juga sering merasa frustrasi dan kehilan- gan motivasi belajar karena tidak puas terhadap cara guru mengajar atau materi pelajaran yang mereka peroleh. Padahal dalam kenyataannya kegagalan seperti ini sering disebabkan oleh kesalahan diri sendiri.

Mengingat pentingnya peranan diri seseorang dalam proses belajar, maka pengembangan metode pengajaran pada tahun 1980-an banyak difokuskan pada siswa, yang dikenal dengan sebutan Learner Center Approach.
Salah satu aspekdi dalam Learner Center Approach adalah pengembangan “Learner Training” yang diprakarsai oleh Holecpada tahun 1981. Tujuan dari learner training adalah membantu siswa melihat faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar dan mencari strategi belajar yang sesuai dengan mereka.

Fokus dari Learner Training bukanlah pada “apa” yang harus dipelajari, tetapi ’’bagaimana” cara mempelajari bahasa asing.
Menentukan cara belajar yang efektif bukanlah hal yang mudah, karena setiap individu mempunyai cara belajar yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan bakat, gaya kognitif, kepribadian, minat, tujuan, pengalaman belajar dimasa lampau dan masih banyak lagi.
Namun beberapa peneliti seperti Stern (1975), Naiman (1978) dan Rubin (1979) mencoba mengamati orang-orang yang berhasil dalam menguasai bahasa asing dan berusaha menemukan bagaimana mereka mencapai kesuksesan.

Dari hasil studi yang mereka lakukan secara terpisah, diperoleh beberapa karakteristik dan strategi yang dilakukan oleh orang-orang yang berhasil yang dapat dirangkum ke dalam lima hal berikut ini:

1. Dorongan untuk berkomunikasi,
2. Keinginan untuk berlatih,
3. Minat untuk mempelajari tata bahasa (grammar),
4. Perhatian terhadap fungsi dan arti suatu ucapan, dan
5. Mempunyai tujuan yang jelas.

Baca Juga :   Membuat Kalimat Subjek Kosong

1.  Dorongan untuk berkomunikasi

Salah satu ciri khas dari orang yang berhasil adalah ke- inginannya yang kuat untuk berkomunikasi. Mereka selalu men- cari kesempatan untuk berbicara dalam bahasa asing yang mereka sedang pelajari.
Kalaupun mereka terbentur pada suatu kesulitan dalam menemukan suatu kata, mereka akan berusaha dengan berbagai cara, seperti gerakan tangan atau dengan meng¬gunakan penjelasan dengan kata-kata lain untuk dapat me- nyampaikan maksud mereka.

Sebaliknya, bila mereka tidak tahu arti dari salah satu kata yang dipakai oleh lawan bicara mereka, mereka akan men- coba mengira-ngira artinya dari konteks yang ada.
Mereka juga tidak malu membuat kesalahan dalam ber¬bicara dan kadang-kadang mereka berusaha mereka-reka kata baru berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki; misalnya “I want to conversation with you” walaupun kata yang lebih tepat adalah “I want to talk with you” untuk menyatakan “Saya ingin berbicara dengan Anda”.

2.  Keinginan untuk berlatih

Mereka aktif berpatisipasi dalam kelas dan selalu me- manfaatkan kesempatan untuk berlatih dengan teman sekelas. Selain itu, mereka juga mencari kesempatan untuk berlatih di- luar kelas, misalnya dengan mengikuti conversation club, mem- baca novel, atau menonton film berbahasa asing.

3.  Minat untuk mempelajari tata bahasa

Selain berlatih berbicara, siswa yang berhasil juga me- luangkan waktu untuk mempelajari aturan-aturan tata bahasa (grammar).
Mereka memerhatikan pola-pola kalimat dan mempelajari bagaimana unsur-unsur kalimat itu disusun. Kemudian ber- dasarkan pengetahuan itu, mereka mencoba menyusun kalimat-kalimat baru untuk mengekspresikan maksud mereka.

4. Memberi perhatian terhadap fungsi dan arti suatu ucapan

Suatu kalimat dapat mengekspresikan maksud yang berbeda-beda tergantung dari konteks dan hubungan antar pemakainya. Sebagai contoh, kalimat “I’ve got a headache”, mempunyai arti yang berbeda dalam masing-masing konteks di bawah ini:
1   A :What’s the matter?
B : I’ve got a headache.
2  A : Have you done your homework?
B : I’ve got a headache.
3  A : Let’s go to the movie tonight?
B  : I’ve got a headache.

Baca Juga :   Membuat Kalimat Negatif dalam Bahasa Inggris

Dalam konteks yang pertama, arti dari “I’ve got a head ache ” adalah “ kepala saya sakit” yang mungkin diucapkan oleh seorang pasien kepada dokternya.
• Dalam konteks yang kedua “I’ve got a headache” berfungsi sebagai alasan yang mungkin dipakai oleh seorang anak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau tugasnya; sedangkan
• Dalam konteks yang ketiga, berfungsi sebagai penolakan atas suatu ajakan.

Siswa yang berhasil studinya memerhatikan aspek di atas dan menyadari pentingnya pemakaian kalimat yang tepat sesuai dengan situasinya.
Oleh sebab itu, dalam mempelajari bahasa, Inggris mereka tidak saja memfokuskan diri pada tata bahasa (grammar) dan pengucapan (pronunciation), tetapi juga mempelajari bagaimana memilih kalimat yang tepat, dengan mempertim- bangkan situasi, tempat, siapa yang diajak bicara, tujuan serta topiknya.

5. Tujuan yang Jelas

Orang yang sukses biasanya mengetahui apa yang mereka butuhkan dan membuat tujuan yang jelas untuk dicapai. Mereka sadar bahwa untuk berhasil diperlukan kerja keras dan ketekunan, sehinggamereka menyusun program belajar yang rinci dan mudah dijalankan.

Mereka membagi waktu belajar secara teratur dan memonitor perkembangannya secara berkala. Untuk mencapai tujuan, mereka tidak saja bergantung pada guru dan buku, tetapi juga memanfaatkan sumber-sumber yang ada di luar kelas seperti majalah, koran, buletin, buku-buku bacaan, dan sebagainya.

 

Download Inovasi Belajar Mudah, Cepat, dan Praktis Menguasai Materi Tes dan Ilmu Pengetahuan

Tes TOEFL, Ujian Nasional, Tes CPNS, SBMPTN, CAT CPNS

Share
Share
Share